Jumat, 19 Agustus 2011

Menghindari Terbentuknya Keluarga Broken Home

Keluarga merupakan tempat komunitas terkecil dan terkuat di bandingkan dengan komunitas yang lain. Dengan adanya ikatan darah. Keluarga menjadi sebuah tempat yang menyenangkan dalam berbagi, baik kesenangan maupun kesedihan.

Dalam membangun sebuah mahligai keluarga yang baik. Kita harus saling memahami di antara satu dengan yang lainnya. Orang tua harus memahamai anak. Sebaliknya anak juga harus nurut dan patuh pada orang tua.

Dengan hubungan yang harmonis tersebut. Di harapakan masing masing individu dapat menjalanakan kehidupan dan urusannya dengan baik. Sebab fungsi keluarga telah dijalankan dengan baik.

Jangan sampai keluarga menjadi sebuah halangan dalam menjalankan aktivitas yang lebih penting , bernilai dan bermanfaat. Pekerjaan terhalangi , bisnis tertunda, proyek gagal , dan putus pendidikan hanya karena di sebabkan oleh masalah keluarga.

Biasanya masalah tersebut terjadi pada keluarga yang broken home. Dimana hubungan antara anak dan orang tua di pisahkan oleh sekat dan dinding yang besar. Sehingga tidak ada komunikasi dan minim koordinasi. Maka akan terjadi kesalahpahaman yang terus menerus dan mengakibatkan banyak problem yang tak terselesaikan.

Label broken home harus kita tinggalkan beserta aktivitas yang mengarah padanya. Caranya?

Ya terus memperbaiki diri , keluarga dan anggota. Lakukanlah pembelajaran dengan mengadakan evaluasi serta melakukan musyawarah di antara keluarga apabila mendapat masalah yang harus di selesaikan secara bersama.

Permasalahan yang besar maupun kecil harus segera di selesaikan. Jangan di biarkan berlarut larut . Apalagi melalaikan. Segera bahas, dan tuntaskan.

Dengan begitu kita akan memiliki sebuah keluarga yang harmonis , dinamis dan konstruktif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar